Wednesday, November 18, 2015

Review: Cetaphil Gentle Skin Cleanser

Hai Semua!
Kali ini aku mau review produk sabun muka yang hitz banget. Semua beauty blogger dari yang indo sampe yang di luar nge-review produk ini tuh bagus banget, nah makanya aku iseng-iseng deh coba produk ini.
Oiya, this is the very first time, aku nge-review kaya gini. Untuk ngisi waktu luang daripada gabut aku coba untuk nulis review gini, hehehe.

Tampak depan (aku lupa foto belakangnya :' )
Awalnya aku tau produk ini dari temen ku yang suka banget liat-liat review dari beauty blogger. Temenku bilang ini sabun mukanya bagus parahh karena sabun muka ini tuh gak berbusa, gak bikin kulit kaya ketarik gitu, dan katanya bikin kulit mulus. Baru denger manfaatnya udah langsung pengen buru-buru beli Cetaphil Gentle Skincare.

Cetaphil Gentle Skincare ini gak berbau jadi enak aja gitu kalo sabunan pas di hidung, terus sabun ini juga gentle banget-banget-nget-nget dan aku super duper suka banget sama sabun ini. Kalau abis pake Cetaphil Gentle Skincare ini tuh sama sekali gak ngasih efek kaya ke tarik. Dari muka aku itu yang cenderung kering kadang kalo abis sabunan mukanya suka kaya kering ketarik gitu dan ini tuh enggak sama sekali. 

Cara penggunaannya:
  1. Tuagkan Cetaphil Gentle Skincare 1-2cm di telapak tangan kamu
  2. Ratakan di bagian telapak tangan kamu, terus balurkan merata pada wajah kaya kamu cuci muka biasanya
  3. Kalau udah selesai, kamu bisa bersihin pake air atau kamu bisa langsung bersihin pake handuk kering.
Ini setelah seminggu aku pake Cetaphil Gentle Skincare dan ini fotonya #nofilter hehehe

Nah gampang banget kan caranya. Kalau aku sih prefer dibasuh pake air, kayanya tuh lebih seger aja rasanya. Maklum lah ya orang indo jadi rasanya kurang afdol kalo gak pake air, hehehe. Aku beli yang kecil itu isinya 125ml harganya lumayan lah, karena aku member di Century jadi aku dapet diskon 8rb dan harganya jadi Rp.91.000,- (yaaaaay :D!) aku pake sabun ini bisa tahan sekitar 40 hari. Dan kayaknya aku bakalan pake terus Cetaphil Gentle Skincare :D

Segini dulu ya review dari aku, semoga bermanaat untuk kalian :D




Psikoterapi via Internet

Apakah Psikoterapi dapat menjadi alternatif solusi dalam psikoterapi dengan bantuan internet?

Seiring dengan perkembangan teknologi masa kini seperti internet misalnya. Kemajuan teknologi ini menghadirkan gadget yang canggih yang memungkinkan kita dapat mengakses informasi kapan saja dan dimana saja. 
Nah Bagaimana dengan psikoterapi menggunakan internet? apakah sama dengan psikoterapi pada biasanya atau berbeda. Pada dasarnya psikoterapi internet sama dengan psikoterapi manual dengan beberapa cara yang sudah ada landasan atau ketentuannya namun hanya berbeda  saja tempat atau media penggunaannya. Psikoterapi menggunakan internet sudah terkenal dari tahun 2008 dan biasa disebut E-Terapi.



Apa Itu Psikoterapi?

Psikoterapi adalah pengobatan gangguan mental atau emosional dan masalah penyesuaian melalui penggunaan teknik psikologis daripada melalui cara fisik atau biologis. 
Jika dilihat dari pendekatan teoritis, psikoterapi diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok besar, yaitu:
a. Psikoanalitik atau perspektif psikodinamik
b. Perspektif Cognitive-behavioral
c. Interpersonal atau perspektif sistemik
d. Perspektif eksistensial atau gestalt


E-Terapi
Melihat perkembangan internet, psikoterapi tidak tertinggal. E-terapi adalah modalitas terapi baru yang bertujuan untuk membantu klien untuk menyelesaikan masalah hidup dan hubungan melalui sarana elektronik, sinkron (bersamaan) atau asinkron (waktu tertunda). Postel, Haan dan Jong (2008) berpendapat bahwa e-terapi adalah kesempatan untuk meningkatkan layanan terapi untuk orang dengan masalah mental.
Situs E-Terapi


E-terapi sering disebut dengan berbagai nama, yaitu:

  • Praktek online
  • E-konseling
  • Terapi berbasis web
  • Konseling berbasis web
  • Konseling e-mail
  • Terapi internet

Terapi internet itu sendiri adalah proses berinteraksi dengan terapis secara online di percakapan yang sedang berlangsung dari waktu ke waktu ketika klien dan konselor berada di lokasi yang terpisah atau terpencil dan memanfaatkan sarana elektronik untuk berkomunikasi satu sama lain.
E-terapi membantu orang mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan mereka di bawah bimbingan seorang terapis profesional.

US Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (2009) mendefinisikan e-terapi sebagai:
E-terapi adalah penggunaan teknologi media dan informasi elektronik untuk memberikan layanan bagi klien di lokasi berbeda. Hal ini digunakan oleh seseorang yang terampil dan berpengetahuan profesional (misalnya konselor dan terapis) untuk mengatasi berbagai masalah individu, keluarga dan sosial.

Yang berkaitan dengan e-terapi:
  • Mencakup berbagai layanan, termasuk skrining, penilaian, pengobatan primari, promosi setelah perawatan.
  • Memberikan pengobatan yang lebih mudah di akses dari pada yang tradisional bagi mereka yang aktif menggunakan perkembangan terbaru dari teknologi.
  • Membantu orang mengakses layanan pengobatan yang secara tradisional serta mengurangi hambatan yang berkaitan dengan geografi, rasa malu, rasa bersalah, stigma dll.
  • Diberikan sebagai modal terapi tunggal atau dalam terapi kombinasi lainnya, seperti perawatan tradisional atau yang sudah ada.

Manfaat E-terapi
Berikut adalah manfaat dari e-terapi yang disebutkan oleh Taintor (2002):
  • Melanggar batas-batas geografis sebagai ICT tidak mengenal batas atau jarak sepanjang fasilitas yang tersedia. Maksudnya dengan e-terapi dapat melakukan konsultasi dari tempat yang berbeda antara klien dan klinisi.
  • E-terapi nyaman, menawarkan kesempatan untuk melakukan terapi tanpa bepergian untuk bertemu terapis atau harus berurusan dengan penampilan seseorang.
  • E-terapi berfungsi sebagai sumber dukungan terapi yang stabil bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan.
  • Sebagai alternatif yang lebih baik bagi mereka yang sengaja menghindari layanan psikoterapi karena rasa takut atau stigma.

Situs E-terapi
Information and Communication Technology (ICT) telah diadaptasi. Sampai saat ini terdapat sejumlah situs yang menawarkan e-terapi dan innumerate. Berikut adalah beberapa situs e-terapi:
  • www.helphorizons.com
  • www.metrotherapv.com
  • www.metanoia.org
  • www.etherapv.com.au
  • www.etherapvnexus.com
  • www.e-therapist.us
  • www.psyshrink.com/etherapy.html
  • oauonlinecounsellors.org

Sumber :

M, Olasupo, & O, Atiri. (2013). E-Therapy:Contemporary Tool In Psychoterapy. Ife Psychologia, 21(3), 277-280.

Fundukian, Laurie & Wilson, Jeffrey. (2008). The Gale Encyclopedia of Mental Health. Psychotherapy, 2, 935-937.

C, Ovofwe. (2013). Psychotherapy: Unity in Diversity. Ife Psychologia, 21(3), 129-138.


Tuesday, November 3, 2015

Komunitas Kreatif: @fiksimini

Orang-orang yang memiliki hobi yang sama biasanya akan membentuk suatu komunitas untuk menyalurkan ide kreatif dari kegemaran mereka. Salah satu komunitas kreatif  itu adalah @fiksimini, merupakan komunitas yang tadinya berasal dari hashtag #fiksimini oleh Agus Noor di Twitter yang akhirnya menarik banyak peminat pembaca. Hingga akhirnya, pada tanggal 18 Maret 2010, akun @fiksimini resmi dibuat oleh Agus Noor, Clara Ng, dan Eka Kurniawan. Ketiga penulis ini kemudian bergantian menjadi moderator dan memilih cerita menarik yang masuk setiap harinya.Setahun berjalan, komunitas ini telah memiliki follower Twitter sebanyak 77 ribu-an dengan anggota aktif sebanyak 400 orang di seluruh Indonesia. Komunitas ini membuktikan, 140 karakter tidak membatasi kreatifitas dalam berkarya. Para followers kemudian sering melakukan kopi darat. Bermula dari sana, muncul kesadaran bahwa banyak hal yang bisa dilakukan dibandingkan sekadar berinteraksi melalui dunia maya. Kemudian, pada Januari 2011, keinginan untuk membentuk sebuah komunitas ‘nyata’ akhirnya terwujud. @fiksimini melakukan gathering pertamanya di Taman Ismail Marzuki dan berhasil mempertemukan para Fiksiminiers (sebutan untuk anggota komunitas) dari 14 provinsi di Indonesia. Tidak ada mekanisme khusus pembentukan organisasi dan sistem keanggotaan. Biasanya para anggota di setiap daerah berinisiatif untuk berkumpul dan memilih sendiri koordinatornya. Untuk keanggotaan, terbuka kepada siapa saja tanpa perlu daftar. Asal datang berkumpul di kopi darat atau terlibat kegiatan komunitas maka sudah menjadi anggota atau disebut sebagai Fiksiminiers. Saat ini, selain memiliki followers lebih dari 14.000 di Twitter, @fiksimini memiliki 500 anggota aktif yang tersebar di seluruh Indonesia dengan beragam latar profesi dan usia.

Anggota @fiksimini

@fiksimini juga komunitas yang patut dibanggakan oleh Indonesia, sudah banyak prestasi yang diraih dari komunitas kreatif ini. Di tahun 2010, @fiksimini diundang ke international event Ubud Writers and Readers Festival di Bali dan menjadi The Most Inspiring Twitter di Pesta Blogger 2010. Bahkan di tahun 2011, 9 film pendek @fiksimini berhasil tayang di Hoopla! Film Festival Singapore. @fiksimini membuktikan keseriusannya dengan tidak hanya menjadi sebuah komunitas kepenulisan, tetapi juga komunitas kreatif. @fiksimini bukan hanya memfokuskan pada kegiatan-kegiatan berbasis literatur, melainkan juga pada film, bahkan lagu. Misalnya, pada tahun 2011, @fiksimini membuat “Festival Film Fiksimini” dan “Festival Fiksimini Bernyanyi” di The Rolling Stones Cafe Jakarta yang kesemua idenya berasal dari cerita 140 karakter.

Setelah semua perkembangan yang terjadi dalam tubuh komunitas Fiksimini, ada satu impian yang ingin diwujudkan komunitas ini, yakni menerbitkan buku Antologi yang merangkum semua karya Fiksimini terbaik dari seluruh Indonesia. Bagi yang ingin bergabung dengan komunitas ini, bisa follow akun Twitter Fiksimini (@fiksimini), Fan Page Facebook : Komunitas Fiksimini, dan Mailing list: KomunitasFiksimini-subscribe@yahoogroups.com.


Komunitas ini merupakan komunitas yang kreatif yang dapat mengasah ide kreatif literatur, lagu, music,  dan film. Hadirnya @fiksimini ini menjadi membuka mata kita bahwa sastra bukan hal yang berbau rumit, bahkan kuno. @fiksimini membutikan eksistensi sastra di zaman modern ini. 

Sumber : 

Thursday, October 22, 2015

Review Jurnal: Hubungan Antara Self Control dengan Internet Addiction Pada Mahasiswa

Nama           : Pratiwi Indy Lestari
Kelas            : 2PA22
NPM            : 18514495
Mata Kuliah : Psikologi Teknologi & Internet


Saya mengulas jurnal yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN INTERNET ADDICTION PADA MAHASISWA” yang disusun oleh Sari Dewi Yuhana Ningtyas mahasiswa S1 Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Saya mencoba meringkas intisari dan mencoba mengkritik dan memberi saran untuk jurnal ini.
HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN INTERNET ADDICTION PADA MAHASISWA
Disusun oleh : Sari Dewi Yuhana Ningtyas
Mahasiswa S1 Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang


LATAR BELAKANG

Internet merupakan salah satu media yang sekarang ini banyak digemari oleh remaja. Internet menjadi suatu kegemaran tersendiri bagi remaja dalam mencari informasi terbaru dan menjalin hubungan dengan orang lain di beda tempat. Di zaman yang modern ini, penggunaan internet sangatlah diperlukan. 

Perkembangan pengguna internet dari tahun ke tahun sangatlah tinggi. Sekarang lebih dari jutaan manusia di seluruh Indonesia telah menggunakan internet. Namun ada beberapa orang yang saat ini terkena salah satu dampak negatif dari penggunaannya. Tidak sedikit orang yang sangat bergantung pada internet sehingga individu kecanduan. Kecanduan internet bagi pelajar dapat diketahui melalui kegiatannya yang setiap hari setelah pulang sekolah atau malam hari banyak dijumpai remaja di depan komputer untuk melakukan internet. Internet telah membuat remaja kecanduan, karena di internet menawarkan berbagai fasilitas informasi, mainan, dan hiburan yang membuat remaja tidak ingin meninggalkan internet. Tanda-tanda remaja yang kecanduan internet, antara lain remaja merasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet. 

Internet addiction adalah pemakaian internet secara berlebihan yang ditandai dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seperti keasyikan dengan objek candu, pemakaian yang lebih sering terhadap objek candu, tidak memperdulikan dampak fisik maupun psikologis pemakaian dan sebagainya. Internet Addiction sebagaimana kecanduan obat-obatan, alkohol dan judi akan mengakibatkan kegagalan akademis, menurunkan kinerja, perselisihan dalam perkawinan bahkan perceraian. (Young, 1996b:20)


METODOLOGI

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik proportional sampling dalam mengumpulkan data. Penulis menggunakan Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES Semester 5 tahun 2010/2011 sejumlah 639 mahasiswa sebagai populasi dalam penelitian ini. Penulis menetapkan untuk mengambil 10% subejek penelitian secara random sebagai sampel dari populasi yang berjumlah 639 mahasiswa yaitu 65 mahasiswa.
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan skala self control dengan aitem yang dibuat adalah 50 item dari aspek behavioral control, cognitive control, decisional control. Skala kedua yaitu skala internet addiction yang dibuat adalah 51 aitem dari aspek compulsive use, loss of control, continued use despite adverse consequences. Dalam kuesioner digunakan alternatif jawaban yang tersedia ada empat, yaitu Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).


PEMBAHASAN

Penulis menggunakan skala Self control untuk mengukur self control. Internet addiction diukur menggunakan skala internet addiction.  Hasil penelitian uji korelasi antara self control dengan internet addiction menunjukkan presentasi self control sebesar 93,85%, presentase ini termasuk kategori rendah yang berarti mahasiswa kurang mampu mengontrol perilaku mengambil keputusan atau suatu tindakan yang cukup baik terhadap internet. Sedangkan internet addiction menunjukkan presentase sebesar 96,92% yang berarti mahasiswa sudah kecanduan internet, ditandai dengan penggunaan internet yang berlebihan dan kurang mengontrol penggunaan internet.  Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi yang negatif antara self control dan internet addiction pada mahasiswa pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES. 

Tingginya pemakaian internet secara berlebihan, menyebabkan sulit untuk mengendalikan perilaku yang kurang baik. Jika responden memiliki self control yang tinggi mereka akan mampu mengontrol dan mengarahkan perilaku online yang lebih baik. Jadi individu mungkin sangat menyadari perilaku online yang berlebihan dan bahkan berniat untuk menghentikan, tapi masih bisa dikatakan memiliki kebiasaan berdasarkan perilaku kurangnya pengendalian, atau kekurangan reaksi diri dalam hal ini. Demikian juga, individu mungkin kurang kesadaran, perhatian, atau intensionalitas tapi masih merasa mengendalikan perilaku media online, atau setidaknya memiliki kegagalan dalam mengontrolnya (Young, 1996:65).


KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa self control terhadap internet addiction pada mahasiswa Fakulatas Ilmu Pendidikan termasuk dalam kategori rendah, yang berarti individu kurang mampu mengontrol perilaku dalam menggunakan internet, kurang mampu dalam mengambil keputusan atau suatu tindakan yang cukup baik terhadap internet.
Dari hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa Internet addiction tergolong tinggi, yang berarti mahasiswa FIP mengalami kecanduan internet, seperti perilaku mahasiswa yang menggunakan internet secara berlebihan dan kurang dapat mengontrol penggunaan interenet. Mereka menggunakan internet sebagai alat pelarian dari masalah.

Jadi dapat diambil kesimpulan dari hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan bahwa terdapat hubungan negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan semester 5 Universitas Negeri Semarang tahun 2010/2011


KEKURANGAN, KELEBIHAN DAN SARAN

Kekurang dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang kurang mendasar, kurang penjelasan terhadap bagaimana tahap awal sampai akhir penelitian. Dalam jurnal ini juga penulis lebih mengarah kepada hasil penelitian tapi kurang penjelasan untuk bab sebelumnya.

Kelebihan dari jurnal ini penulis sangat jelas menjelaskan hasil penelitiannya. Dan pembahasan hasil penelitian ini diringkas dengan cukup baik.

Saran agar jurnal ini lebih baik dan lebih dapat dipahami isinya, seharusnya penulis lebih rinci menjelaskan metodologi penelitian ini.


SARAN KETIKA MENGEMBANGKAN DARI PENELITIAN INI


Saran untuk mengembangkan penelitian ini supaya dapat lebih dikembangkan populasi serta variabel yang akan diteliti. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat pada saat ini menyebabkan semua kalangan tak luput dari fenomena internet ini, dari anak sampai dewasa bahkan kalangan tua pun menggunakan internet. Anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar pun sudah diberikan izin untuk memiliki telfon genggam dan juga mengakses internet bahkan memiliki akun media sosial yang seharusnya untuk orang yang berumur 17 tahun ke atas. Dari kasus ini dapat menjadi bahan untuk penelitian yang baru.

Sumber
    http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj/article/view/2650

Friday, October 2, 2015

APLIKASI MEDIA SOSIAL YANG SERING DIGUNAKAN


Nama           : Pratiwi Indy Lestari
Kelas            : 2PA22
NPM            : 18514495
Mata Kuliah : Psikologi & Teknologi Internet

1.      Whatsapp
Whatsapp adalah aplikasi chatting yang sangat mudah digunakan. Cukup dengan mengunduh aplikasi ini di play store atau apple store kemudian ikuti petunjuknya kita sudah bisa menggunakan aplikasi ini. Dan yang paling saya senangi adalah tidak perlu menambahkan teman dengan cara memasukan id/username atau nomor pin cukup dengan menyimpan nomor pada kontak handphone kita sudah bisa menggunakan aplikasi ini. Karena cukup mudah menggunakannya dan juga tidak memakan banyak kuota jadi saya sangat sering dan lebih senang menggunakan whatsapp

2.      LINE
Aplikasi ini sama dengan whatsapp yaitu berupa aplikasi chatting yang membedakan adalah kita harus menambahkan teman dengan menggunakan id/username dan juga pada aplikasi ini terdapat Timeline dan juga kita bisa lebih mengekspresikan diri kita lewat sticker yang disediakan. Timeline adalah halaman untuk melihat aktivitas teman-teman kita yang ada di Line, seperti mengganti foto profil, like/share post, dan lain-lain. Awalnya saya lebih suka menggunakan aplikasi ini tetapi karena sekarang sudah banyak @Line account yaitu akun line yang berungsi sebagai ajang promosi suatu barang, challenging, informasi, membuat timeline line menjadi penuh dan banyak yang tidak terlalu penting menurut saya. Tetapi aplikasi ini tetap memikat dengan adanya sticker-sticker yang disediakan begitu penuh warna, kreatif, dan menarik.

3.      Path
Path adalah aplikasi media sosial. Kita dapat mengetahui dan juga memberi informasi seperti tempat-tempat menarik untuk dikunjungi, film, musik, buku dan juga hiburan. Path merupakan sarana kita untuk berbagi informasi dengan  teman-teman. Disini kita dapat meng-up date kegiatan kita setiap hari seperti sedang berada dimana, mendengarkan lagu, menonton film, dan membaca buku bahkan sampai dengan sedang tidur atau sudah bangun tidur pun bisa kita share. Aplikasi ini sangat menarik dengan segala fitur yang ada.

4.      Instagram
Aplikasi ini merupakan sarana media sosial dengan menggunakan foto dan video singkat untuk kita share. Aplikasi ini juga menjadi alat tamabahan untuk orang-orang yang sedang mempelajari fotografi. Instagram memiliki banyak efek/filter untuk mempercantik foto atau video yang akan kita share. Disini kita juga dapat berbagi informasi seperti kampanye, hiburan, dan online shop. Dari instagram ini banyak bermunculan artis-artis baru karena dilihat dari foto-foto yang bagus seperti fotografer aslinya padahal awalnya mereka hanya iseng-iseng mengunggah foto-foto tersebut dan tak disangka banyak orang suka. Dan saya juga sering menggunakan aplikasi ini untuk berbelanja karena kebanyakan barang-barangnya lebih murah dan juga banyak yang jarang ada di toko-toko.

5.      Twitter
Twitter merupakan sarana media sosial yang saya gunakan paling lama. Saya suka sekali dengan aplikasi ini karena tampilannya simpel dan juga menarik. Banyak akun-akun penting yang saya Follow agar saya dapat mengetahui informasi dengan cepat dan juga mudah  tentunya. Menurut saya aplikasi ini banyak mendatangkan manfaat seperti banyaknya acara yang sukses dengan menggunakan media sosial ini. Contohnya dengan kampanye dan juga penggalangan dana untuk korban bencana. Disini kita juga dapat mencari lowongan kerja dan juga informasi terbaru.



Dengan semua kemudahan yang ditawarkan internet dapat memudahkan kehidupan kita. Manfaat yang saya rasakan seperti fasilitas belanja online shopping, kita tidak perlu datang ke toko atau ke pusat perbelanjaan untuk membeli barang tersebut. Mengetahui informasi terbaru seperti bencana yang baru saja terjadi dan juga kelanjutan kasus-kasus yang sedang menjadi pembicaraan hangat. Internet sebagi sarana membantu sesama dengan penggalangan dana, seperti satu tweet berarti satu masker untuk korban kabut asap di Riau. Internet juga menjadi tempat kita berinteraksi dengan teman-teman, karena biaya sms semakin mahal jadi dengan menggunakan aplikasi chatting sedikit meringankan biaya pulsa. Dengan segala kemudahan internet juga dapat mendatangkan dampak negative jika tidak digunakan secukupnya seperti belanja online dapat menyebabkan perilaku komsumtif. Banyak hal yang menarik di dunia maya sehingga saya sering lupa jika ada dunia nyata, saya sering menggunakan internet dari bangun tidur hingga tidur lagi, ini menyebabkan banyak waktu yang terbuang. Membuat tingkat produktivitas berkurang karena asik dengan internet. Dan internet juga dapat mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, kadang saya lebih sering berinteraksi lewat media sosial contohnya sewaktu saya bertemu dengan teman-teman lama saya yang sudah lama tidak bertemu tapi akhirnya kami malah asik sendiri dengan handphone masing-masing. Jadi gunakan internet dengan bijak, jangan terlena dengan segala kemudahan yang ditawarkan kita juga harus pintar-pintar mengatur waktu, hubungan kita dengan orang-orang yg ada disekitar kita, dan juga menjadi lebih bijak dan sadar jika kita juga punya kehidupan nyata yang lebih menyenangkan.

Thursday, October 1, 2015

PEMANFAATAN INTERNET


Nama            : Pratiwi Indy Lestari
Kelas             : 2PA22
NPM              : 18514495
Mata Kuliah   : Psikologi & teknologi internet


Pertama kali saya menggunakan internet saat saya duduk di bangku kelas  6 SD. Saat itu saya mengakses internet hanya sebatas mencari gambar-gambar kartun favorit saya di search engine, jika ada yang menarik saya mencetak gambar tersebut. Semakin besar kemampuan saya menggunakan internet semakin berkembang seperti saat kelas 1 SMP saya mulai menggunakan internet untuk membantu saya dalam mengerjakan tugas sekolah. Saya juga sudah membuat alamat e-mail di Yahoo dan berlanjut dengan membuat akun media social yang sedang naik daun pada saat itu seperti Friendster, Facebook, Twitter, dan Skype.  Pada awalnya saya lebih suka menggunakan mozila firefox dibandingkan dengan internet exproler, menurut saya tampilan mozila firefox lebih simpel dan praktis. Kemudian muncul browser baru yaitu google chrome. Saya langsung jatuh hati ketika menggunakannya. Tampilan google chrome lebih simple, praktis, dan lebih cepat menampilkan tampilan web. Satu lagi keunggulan google chrome yang sangat inovatif yaitu kita dapat mengganti tampilan layar dengan tema-tema yang telah disediakan di google chrome webstore.

Saya juga menggunakan internet di handphone, dengan banyaknya aplikasi yang ditawarkan para developer yang gratis dan merupakan inovasi yang dapat memudahkan kehidupan kita. Saat saya SMP muncul banyak aplikasi chatting yang lebih mudah digunakan ketimbang SMS seperti blackberry messager yang kita kenal sebagai BBM. Sewaktu saya duduk dibangku SMA muncul smartphone lain yang mampu menandingi blackberry, smartphone tersebut menggunakan sistem operasi android dan juga iOS khusus untuk smartphone keluaran Apple. Smartphone ini lebih mudah digunakan dan memiliki fitur-fitur yang lebih menarik. Saat ini saya lebih sering mengakses internet menggunakan handphone.  


Semakin majunya teknologi saat ini, saya semakin sering menggunakan internet. Bahkan internet menjadi sebagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari dan dapat dikatakan internet sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Saat ini internet dapat diakses melalui handphone yang dapat dibawa kemana saja sehingga sudah banyak orang yang menggunakan internet dari kalangan muda hingga orang tua pun tak luput dari fenomena ini. 

Sunday, May 3, 2015

Diskusi ke-4

  1. Keberbakatan dan Kreativitas
    1.  Jelaskan pengertian keberbakatan!
    2. Jelaskan pengertian kreativitas!
    3. Jelaskan hubungan pengertian keberbakatan dan kreativitas!
    B. Pembelajaran Anak Berbakat
  1. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri anak berbakat!
  2. Jelaskan penerapan pembelajaran anak berbakat menurut teori Barbe & Renzulli!
  3. Jelaskan mengenai kegunaan kurikilum berdiferensiasi dan apa perbedaannya dengan kurikulum yang umum!


A.
1. Keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan atau bidang akademik tertentu. Dalam konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior, yang secara potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok populasinya dan atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial dan perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan secara konsisten.
2. Banyak buku yang membahas kreativitas, kelompok kami akan menyampaikan beberapa pendapat para ahli tentang kreativitas, yaitu:
a.    Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta. (K B B I)
b.    Kreativitas adalah pengalaman mengekpresikan dan mengaktualisasikan identitas                individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan          dengan orang lain. (Clark Moustatis)
c.    Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya        dalam pemecahan masalah. (Conny R. Semiawan).
d.    Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi,        dorongan untuk berkembang dan menjadi matang ,kecenderungan untuk                              mengekpresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme (Rogers).
e.    Kreativitas  adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya:       Baru (novel): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan.    Berguna (useful): lebih enak , lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, memdidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/ banyak.    Dapat dimengerti (understandable): hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu. (David Cambell)        
Dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk cirri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.        
Pengertian kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan/ menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif (Utami Munandar: 1992)Kreativitas menurut Guilfird (1956) dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas, maupun ciri-ciri non aptitude antar lain tempramen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan tugas. 


3. Hubungan Keberbakatan & Kreativitas    Three-Ring Conception” dari Renzulli dan kawan – kawan ( 1981), yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan kriteria ( persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara :     
1.      Kemampuan umum di atas rata – rata,     
2.      Kreativitas di atas rata – rata, dan     
3.      Pengikatan diri terhadap tugas ( task commitment cukup tinggi)



  • Kemampuan diatas rata – rata
         Salah satu kesalahan dalam identifikasi anak berbakat ialah anggapan bahwa hanya kecerdasan dan kecakapan sebagaimana diukur dengan tes prestasi belajar yang menentukan keberbakatan dan produktivitas kreatif seseorang. Bahkan Terman ( 1959) yang dalam penelitiannya terhadap anak berbakat hanya menggunakan kriteria inteligen, dalam tulisan – tulisannya kemudian mengakui bahwa inteligensi tinggi tidak sinonim dengan keberbakatan. Wallach ( 1976 ) pun menunjukkan bahwa mencapai skor tertinggi pada tes akademis belum tentu mencerminkan potensi untuk kinerja kreatif produktif.Dalam istilah “ kemampuan umum” tercakup barbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur oleh tes inteligensi, prestasi, bakat, kemampuan, mental primer, dan berpikir kreatif. Sebagai contoh adalah penalaran, verbal numerical, kemampuan spasial, kelancaran dalam memberikan ide, dan orisinalitas. Kemampuan umum ini merupakan salah atu kelompok keberbakatan di samping kreativitas dan “task – commitment”.

  • Kreativitas diatas rata -rata
       Kelompok ( cluster) kedua yang dimiliki anak / orang berbakat ialah kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan memberikan gagasan – gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk  melihat hubungan – hubungan baru antara unsur – unsur yang sudah ada sebelumnya.       Pengikatan diri terhadap tugas Kelompok karakteristik yang ketiga yang ditemukan pada individu yang kreatif produktif ialah pengikatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi yang internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam – macam rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.       Galton meskipun menganut pandangan dasar genetis untuk keberbakatan dan “ genius “, namun dia percaya bahwa motivasi intrinsic dan kapasitas untuk bekerja keras merupakan kondisi yang perlu untuk mencapai prestasi unggul.
       Manfaat dari definisi Renzulli ialah melihat keterkaitan antara tiga kelompok ciri sebagai persyaratan keberbakatan: kemampuan umum, kreativitas, dan motivasi ( pengikatan diri terhadap tugas).       Jadi, menurut definisi Renzulli, seseorang yang memiliki kreativitas pasti berbakat, tetapi seseorang yang berbakat belum tentu memiliki kreativitas

B.
1. a.  Membaca lebih  cepat dan lebih banyak    
b.  Memiliki perbendaharaan kata yang lebih luas    
c.  Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat    
d.  Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa    
e.  Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri     
f.  menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal   
g.  Memberi jawaban-jawaban yang baik    
h.  Dapat memberikan banyak gagasan    
 i.  Luwes dalam berpikir    
 j.  Terbuka terhadaprangsangan-rangsangan dari lingkungan    
k.  Mempunyai pengamatan tajam     
l.  Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri    
m. Senang mencoba  hal-hal yang baru     
n. Berperilakuterarah kepada tujuan     
o. Mempunyai banyak kegemaran     
p. Tidakcepatpuas dengan prestasinya     
q. Peka (sensitive) dan menggunakan firasat (intuisi)     
r.  Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan
2. a. Percepatan (akselerasi)     Meloncatkan anak pada kelas-kelas yang lebih tinggi (skipping). Sesuai dengan keadaannya di mana usia mental (mental age) pada anak berbakat lebih tinggi dari usia sebenarnya (cronological age), maka mudah timbul perasaan tidak puas belajar bersama dengan anak-anak lain seumurnya. Meskipun banyak aspek perkembangan lain pada anak ternyata memang lebih maju dari pada anak-anak seumurnya, misalnya aspek sosial, akan tetapi cara percepatan dengan meloncatkan anak pada kelas-kelas yang yang lebih ‘tinggi dianggap kurang baik, antara lain karena mempermudah timbulnya’ masalah-masalah penyesuaian, baik disekolah, di rumah maupun di lingkungan sosialnya. Percepatan yang diberikan kepada anak berbakat untuk menyelesaikan bahan pelajaran dalam waktu yang lebih singkat sesuai dengan kemampuannya yang istimewa.
b. Pendidikan dalam Kelompok khusus
1) Model A    Kelas bisaa penuh ditambah kelas khusus (mini). Cara ini bisa dilakukan disetiap sekolah karena anak berbakat mengikuti secara penuh acara di sekolah dan setelah itu memperoleh pelajaran tambahan dalam kelas khusus. Waktu belajarnya bertambah dan mata pelajaran dasar atau yang berhubungan dengan kemampuan khusus (misalnya matematika) ditambah.
2) Model B    Pada model ini anak mengikuti kelas bisaa tetapi tidak seluruhnya (bisa 75%, 60%, 50%) dan ditambah dengan mengikuti kelas khusus. Jumlah jam pelajaran tetap dan hal ini menguntungkan anak sehingga ia masih mempunyai waktu untuk melakukan dalam mengembangkan aspek-aspek kepribadiannya.
3) Model C    Pada model ini semua anak berbakat dimasukan dalam kelas secara penuh. Kurikulum dibuat secara khusus demikian pula guru-gurunya. Kelas seperti ini pun harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat. Sistem evaluasi dan pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 
4) Model D   Pada model ini, merupakan sekolah khusus yang hanya mendidik anak berbakat. Dari sudut administrasi sekolah jelas mudah diatur. Tapi dari sudut anak banyak kerugiannya karena dengan mengikuti pendidikan sekolah khusus, anak terlempar jauh dari lingkungan sosialnya dan menjadi anggota kelompok sosial khusus dan istimewa. 

c.Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah).      
Cara lain yang dapat ditempuh selain model akselerasi adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah atau di luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.d. Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual.      
Dalam model ini biasanya jumlah anak per kelas harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum 20 anak. Masing-masing anak didorong untuk belajar menurut ritmenya masing-masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih banyak dan lebih mendalam daripada anak lainnya; sebaliknya anak yang agak lamban diberi materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian pula guru harus siap dengan berbagai bahan yang mungkin akan dipilih oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam hal ini menjadi sangat sibuk dengan memberikan perhatian individual kepada anak yang berbeda-beda tingkat perkembangan dan ritme belajarnya. 


3. Kurikulum Berdifferensiasi     Istilah diferensiasi dalam pengertian kurikulu menunjuk pada kurikulum yang tidak berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat tertentu. Pengembangan kurikulum berdiferensiasi terutama menunjuk seuatu kebutuhan berkenan dengan tumbuh kembangnya kreatifitas seseorang. Berbeda dengan kurikulum reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi bertujuan untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok siswa berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh pengayaan dari materi pelajaran, proses belajar dan produk belajar.      Clendeing&davies (1983) menjelaskan bahwa yang dimaksud differentiated adalah isi pelajaran yang menunjuk pada konsep dan proses kognitif tingkat tinggi, strategi instruksional yang akomodatif dengan gaya belajar anak berbakat dan rencana yang memfasilitasi kinerja siswa. Dalam kurikulum berdifferensiasi terdapat beberapa komponen yang harus ada diantaranya:      
1.  Materi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreatifitas harus dipilih untuk        digemukkan dan dipadatkan dengan cara:      
2. Menambah bagian-bagian baru yang menarik dan merupakan tantangan bagi siswa berbakat     
 3. Mengubah bagian-bagian yang kurang sesuai     
 4. Mengurangi kegiatan-kegiatan yang rutin dan bersifat mengulang      
5. Terjadinya penanjakan dinamis mental dan tindakan kreatif (creative action)      
6. Berorientasi pada proses, kegiatan aktif dan penerapan tugas, serta memberi peluang kepada siswa untuk memilih sendiri kegiatan belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya      
7. Komponen yang bersifat tekhnis, seperti fasilitas, komposisi guru, pendekatan proses belajar mengajar dan penggunaan metode mengajar yang bervariasi. 
Diferensiasi kurikulum bagi anak gifted dapat dibagi dalam 4 bentuk (Mooij dkk, 2007) yakni:      
1.  Pengkayaan (enrichment): yaitu berupa tawaran ekstra materi pelajaran yang                dimaksudkan untuk pendalaman dan perluasan.      
 2.  Pemadatan atau pemampatan (compacting): yaitu berupa pemampatan materi                pelajaran reguler. Atau dengan kata lain bahwa pelajaran yang diberikan tidak perlu dilakukan pengulangan-pengulangan yang memang diperlukan sebagai latihan bagi               anak-anak normal.      
3.  Paruh waktu (part-time) dalam kelompok-plus atau kelas-plus (pull-out): Dimana                dalam kelompok/kelas itu diadakan ekstra aktivitas atau program yang menantang khusus untuk anak-anak gifted. Kegiatan dalam kelompok/kelas plus ini dilakukan beberapa jam dalam satu minggu. Bila anak-anak gifted tersebut membutuhkan kegiatan yang menantang guna memenuhi kebutuhan keberbakatannya, ia dapat sementara waktu keluar dari kelasnya (pull-out), masuk ke dalam kelompok-plus atau kelas-plus tersebut, bersama-sama dengan anak anak gifted lainnya dalam berbagai usia mengerjakan berbagai proyek yang diminatinya. Kelas-kelas seperti ini sering juga disebut Kangaroo-class.      
4.    Percepatan (acceleration): yaitu berupa lompat kelas (Class skipping). Namun percepatan ini membutuhkan beberapa pertimbangan berupa: kematangan sosial emosional, kapasitas intelektual, prestasi, adanya lompatan perkembangan didaktik, persetujuan orang tua, Dalam kurikulum berdifferensiasi dikenal juga tentang matra kurikulum. 
       Matra Merupakan kumpulan kegiatan belajar dasar untuk pengembangan lebih lanjut dan memenuhi kebutuhan ana secara umum, sehingga kurikulum berdiferensiasi ini sebenarnya bertitik tolak pada kurikulum umum yang berlaku bagi semua siswa.                          Pengalaman belajar dari kurikulum umum ini memberikan keterampilan dasar, pengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap yang akan memungkinkan seseorang berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat. Diantara macam  matra tersebut adalah:         
1.    Matra Yang DidiferensiasikanBerkaitan dengan ciri khas perkembangan anak berbakat dan merupakan kurikulum yang dikembangkan secara mendalam. Sifatnya terutama memenuhi harapan, kepentingan, tuntutan kebutuhan peserta didik unggul, terutama berkaitan dengan kehidupan kreatifnya         
2.    Matra SubliminalMatra subliminal ini berkaitan dengan latar belakang budaya yang merupakan konteks pendidikan dan harus ditandai oleh iklim akademis. Iklim akademis, pergaulan antasesama siswa, antarguru dan siswa, guru dan guru, serta kepala sekolah, peraturan disiplin yang berlaku yng memadai interaksi belajar, merupakan suasana yang amat menentukan kualitas belajar.         
3.    Matra non akademisDalam upaya agar materi belajar tidak terlalu sempit dan terbatas pada pengetahuan yang disajikan di buku ajar dan kurikulum sekolah, berbagai wahana luar sekolah seperti kegaitan di masyarakat, televise, museum, radio juga harus mendukung matra yang didiferensiasikan. Dai sini dapat digali pembelajaran melalui pengalaman langsung dengan mengemukakan hal-hal yang sebelumnya hanya dibaca.


Pratiwi Indy Lestari 
1PA20
Kelompok 1


Kegiatan Belajar dan Mengajar Kreativ

Nama       :Pratiwi Indy Lestari
Kelas        :1PA20
Npm         :18514495
Jurusan     :Psikologi


Anggota kelompok diskusi

  • Amellia Damaiyanti
  • Bella Pratiwi
  • Chica Desi Nada
  • DIah Permata
  • Febrika Fitro Turrohma
  • Fitra Faizani Andiana
  • Harini Mahardwiani
  • Machwinda Brilianti
  • Nenny Sri Rahayu
  • Pratiwi Indy Lestari
  • Riezky Juliandra Rizally

Hasil diskusi
Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif (Munandar, 1995 : 12).
kreativitas juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriyadi, 1994 : 7).
Secara psikoligis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “Belajar juga adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).
Menurut kelompok kami, kegiatan belajar dan mengajar kreatif merupakan kegiatan belajar-mengajar dengan proses yang dapat membantu siswa menerima berbagai tanggapan tanpa menghadapi kesulitan, prosesnya pun diiringi beragam inovasi sehingga peserta didik memiliki kemauan dari dalam dirinya untuk terus belajar; melakukan penemuan.
Kegiatan belajar-mengajar kreatif haruslah melibatkan komponen-komponen pengalaman belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan, sehingga didapati bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada  di antara pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan, pengalaman-pengalaman yang sangat memberikan kepuasan dan sangat bernilai.
Dalam hal ini, kreativitas ditumbuhkan baik dari tenaga didik maupun peserta didik. Kolaborasi dari keduanya akan menghasilkan pembelajaran yang efektif.
Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny Semawan (1990 : 37-38) memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting.
1.       Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.

2.       Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan.

3.       Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.

4.       Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.
Dalam proses belajar-mengajar kreatif, harus menggunakan pola pikir yang terbuka, dengan kata lain kita dipaksa untuk berpikir kritis sehingga gagasan-gagasan baru dapat muncul dan menghasilkan inovasi.
Menanggapi hal ini, kelompok kami memiliki gagasan untuk menyusun kegiatan belajar-mengajar sebagai berikut:
1.       Pemanasan
Kegiatan pemanasan meliputi permainan kreatif yang beragam yang disusun sebagai pendahuluan dari tiap-tiap materinya. Kegiatan ini dapat bertempat dimana saja, asalkan memungkinkan untuk mendapatkan properti yang dibutuhkan. Dengan pemanasan ini, diharapkan peserta didik dapat terlebih dahulu memunculkan rasa ingin tahunya.

2.       Diskusi
Setelah melakukan permainan yang menyenangkan, semangat akan terkobar dan timbul rasa ingin tahu. Diskusi ini dimanfaatkan untuk saling bertukar pikiran antar tenaga pendidik dan peserta didik. Berpikir kritis sangat diperlukan dalam proses ini. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ditimbulkan akan mengasah kreativitas serta menumbuhkan sikap untuk menghargai pendapat orang lain.

3.       Materi
Setelah membiarkan para peserta didik berdiskusi dan bereksplorasi dengan pikiran serta gagasan-gagasannya, tenaga pendidik meluruskan materi diskusi secara teoritis dengan penjelasan yang logis. Penempatan materi setelah diskusi membuat peserta didik berpikir ulang atas gagasan sebelumnya dan proses ini membuat peserta didik menyerap materi lebih dalam.

4.       Evaluasi
Setelah kegiatan belajar-mengajar usai, dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana materi diserap. Dalam proses ini, tenaga pendidik baiknya menekankan pada peserta didik mengenai “apa yang telah dipelajari”, bukan “bagaimana melakukannya”.

5.       Reward & Punishment
Pemberian hadiah serta hukuman dapat memengaruhi proses belajar-mengajar. Alangkah baiknya, jika tenaga pendidik memberikan hadiah pada peserta didik yang dapat melalui evaluasi dengan baik, atau dengan kreatif dapat mengemukakan gagasannya. Hal tersebut memicu semangat serta dapat menjadi motivasi bagi yang lainnya.
Pada dasarnya, apapun yang direncanakan, tidak menutup kemungkinan terhadap munculnya kendala dalam pelaksanaannya. Apabila setelah evaluasi ternyata gagal, maka proses penjelasan materi harus diulangi; begitu terus sampai berhasil.
Namun seperti yang kelompok kami ungkapkan, kolaborasi dari tenaga pendidik serta peserta didik itu sendiri dibutuhkan sehingga pembelajaran menjadi efektif.

Penting untuk memupuk kreativitas dan dikembangkan pada diri seseorang karena dengan berkreasi, seseorang bisa mewujudkan dirinya menjadi lebih baik. Perwujudan diri ini merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Sebuah kreativitas adalah kemampuan untuk melihat berbagai macam kemungkinan tentang penyelesaian akan suatu permasalahan. Suatu kreativitas tidak hanya berguna namun juga memberikan kepuasan baik bagi individu itu sendiri maupun orang lain.