Nama : Pratiwi Indy Lestari
Kelas : 2PA22
NPM : 18514495
Mata Kuliah : Psikologi Teknologi & Internet
Saya mengulas jurnal yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA SELF
CONTROL DENGAN INTERNET ADDICTION PADA MAHASISWA” yang disusun oleh Sari Dewi
Yuhana Ningtyas mahasiswa S1 Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang. Saya mencoba meringkas intisari dan mencoba
mengkritik dan memberi saran untuk jurnal ini.
HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN
INTERNET ADDICTION PADA MAHASISWA
Disusun oleh :
Sari Dewi Yuhana Ningtyas
Mahasiswa S1 Jurusan
Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
LATAR BELAKANG
Internet merupakan salah satu media yang sekarang ini banyak
digemari oleh remaja. Internet menjadi suatu kegemaran tersendiri bagi remaja
dalam mencari informasi terbaru dan menjalin hubungan dengan orang lain di beda
tempat. Di zaman yang modern ini, penggunaan internet sangatlah
diperlukan.
Perkembangan pengguna internet dari tahun ke tahun sangatlah
tinggi. Sekarang lebih dari jutaan manusia di seluruh Indonesia telah
menggunakan internet. Namun ada beberapa orang yang saat ini terkena salah satu
dampak negatif dari penggunaannya. Tidak sedikit orang yang sangat bergantung
pada internet sehingga individu kecanduan. Kecanduan internet bagi pelajar
dapat diketahui melalui kegiatannya yang setiap hari setelah pulang sekolah
atau malam hari banyak dijumpai remaja di depan komputer untuk melakukan
internet. Internet telah membuat remaja kecanduan, karena di internet menawarkan
berbagai fasilitas informasi, mainan, dan hiburan yang membuat remaja tidak
ingin meninggalkan internet. Tanda-tanda remaja yang kecanduan internet, antara
lain remaja merasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus
meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa
internet.
Internet addiction adalah pemakaian internet secara
berlebihan yang ditandai dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seperti
keasyikan dengan objek candu, pemakaian yang lebih sering terhadap objek candu,
tidak memperdulikan dampak fisik maupun psikologis pemakaian dan sebagainya. Internet
Addiction sebagaimana kecanduan obat-obatan, alkohol dan judi akan
mengakibatkan kegagalan akademis, menurunkan kinerja, perselisihan dalam
perkawinan bahkan perceraian. (Young, 1996b:20)
METODOLOGI
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik proportional sampling dalam mengumpulkan
data. Penulis menggunakan Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES Semester 5
tahun 2010/2011 sejumlah 639 mahasiswa sebagai populasi dalam penelitian ini. Penulis
menetapkan untuk mengambil 10% subejek penelitian secara random sebagai sampel
dari populasi yang berjumlah 639 mahasiswa yaitu 65 mahasiswa.
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan skala self
control dengan aitem yang dibuat adalah 50 item dari aspek behavioral
control, cognitive control, decisional control. Skala kedua
yaitu skala internet addiction yang dibuat adalah 51 aitem dari aspek compulsive
use, loss of control, continued use despite adverse consequences.
Dalam kuesioner digunakan alternatif jawaban yang tersedia ada empat, yaitu
Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
PEMBAHASAN
Penulis menggunakan skala Self control untuk mengukur self
control. Internet addiction diukur menggunakan skala internet
addiction. Hasil penelitian uji
korelasi antara self control dengan internet addiction menunjukkan presentasi
self control sebesar 93,85%, presentase ini termasuk kategori rendah yang
berarti mahasiswa kurang mampu mengontrol perilaku mengambil keputusan atau
suatu tindakan yang cukup baik terhadap internet. Sedangkan internet addiction
menunjukkan presentase sebesar 96,92% yang berarti mahasiswa sudah kecanduan
internet, ditandai dengan penggunaan internet yang berlebihan dan kurang
mengontrol penggunaan internet. Hasil
penelitian ini menunjukkan korelasi yang negatif antara self control dan
internet addiction pada mahasiswa pada mahasiswa FIP semester 5 UNNES.
Tingginya pemakaian internet secara berlebihan, menyebabkan
sulit untuk mengendalikan perilaku yang kurang baik. Jika responden memiliki
self control yang tinggi mereka akan mampu mengontrol dan mengarahkan perilaku
online yang lebih baik. Jadi individu mungkin sangat menyadari perilaku online
yang berlebihan dan bahkan berniat untuk menghentikan, tapi masih bisa
dikatakan memiliki kebiasaan berdasarkan perilaku kurangnya pengendalian, atau
kekurangan reaksi diri dalam hal ini. Demikian juga, individu mungkin kurang
kesadaran, perhatian, atau intensionalitas tapi masih merasa mengendalikan
perilaku media online, atau setidaknya memiliki kegagalan dalam
mengontrolnya (Young, 1996:65).
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
bahwa self control terhadap internet addiction pada mahasiswa
Fakulatas Ilmu Pendidikan termasuk dalam kategori rendah, yang berarti individu
kurang mampu mengontrol perilaku dalam menggunakan internet, kurang mampu dalam
mengambil keputusan atau suatu tindakan yang cukup baik terhadap internet.
Dari hasil dari
penelitian ini didapatkan bahwa Internet addiction tergolong
tinggi, yang berarti mahasiswa FIP mengalami kecanduan internet, seperti
perilaku mahasiswa yang menggunakan internet secara berlebihan dan kurang dapat
mengontrol penggunaan interenet. Mereka menggunakan internet sebagai alat
pelarian dari masalah.
Jadi dapat diambil kesimpulan dari hasil penelitian,
analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan bahwa terdapat hubungan
negatif antara self control dengan internet addiction pada mahasiswa
Fakultas Ilmu Pendidikan semester 5 Universitas Negeri Semarang tahun 2010/2011
KEKURANGAN, KELEBIHAN
DAN SARAN
Kekurang dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang
kurang mendasar, kurang penjelasan terhadap bagaimana tahap awal sampai akhir
penelitian. Dalam jurnal ini juga penulis lebih mengarah kepada hasil
penelitian tapi kurang penjelasan untuk bab sebelumnya.
Kelebihan dari jurnal ini penulis sangat jelas menjelaskan
hasil penelitiannya. Dan pembahasan hasil penelitian ini diringkas dengan cukup
baik.
Saran agar jurnal ini lebih baik dan lebih dapat dipahami
isinya, seharusnya penulis lebih rinci menjelaskan metodologi penelitian ini.
SARAN KETIKA
MENGEMBANGKAN DARI PENELITIAN INI