Tuesday, March 10, 2015

Strategi Pengembangan Kreativitas

Saya senang sekali melihat berbagai macam model sepatu yang unik. Rasanya ingin sekali memiliki seluruh sepatu dengan berbagai macam model. Tetapi harga yang dipatok di pasaran kadang kurang bersahabat dan juga kadang warna atau modelnya kurang cocok untuk saya dan saya berpikir kalau ditambahkan sesuatu pasti akan cocok untuk saya. Terkdang juga model sepatu yang saya inginkan sulit dicari di pasaran. Saya mulai berpikir kalau ada tempat yang bisa membuat sepatu sesuai dengan keiingin kita pasti akan sangat diminati. Beberapa bulan lalu kakak saya mengajak saya ke tempat industry rumahan sepatu. Disitu saya sangat bersemangat dan tak sabar untuk memesan berbagai macam sepatu yang saya inginkan. Setelah sampai akhirnya saya memesan beberapa model dan harganya sangat terjangkau oleh kantong mahasiswa seperti saya. Sekitar 3 sampai 4 minggu pesanan sepatu saya jadi. Saat saya pergi dengan teman-teman banyak yang menanyakan saya beli sepatu dimana. Akhirnya saya berpikir mengapa tidak dijual saja. Saya berencana untuk mendesain beberapa model sepatu yang akhirnya nanti bisa saya jual. Saya berharap diumur yang masih muda ini saya sudah bisa menghasilkan uang sendiri.  

Dilihat dari uraian di atas pengembangan kreativitas melalui  4P yaitu:
a.       Pribadi       : Saya senang sekali melihat berbagai macam model sepatu yang unik. Dan rasa ingin memiliki seluruh sepatu dengan berbagai macam model. Terkadang model dan warna sepatu yang sedikit kurang pas dengan kaki saya sehingga saya berinisiatif untuk menambahkan beberapa aksesoris supaya sepatu tersebut terlihat pas. Saya mulai berpikir kalau ada tempat yang bisa membuat sepatu sesuai dengan keiingin kita pasti akan sangat diminati.
b.      Pendorong: Beberapa bulan lalu kakak saya mengajak saya ke tempat industry rumahan sepatu. Lalu saya memesan beberapa model sepatu yang saya inginkan. Ternyata harganya cukup terjangkau dengan kantong mahasiswi seperti saya. Saat sedang jalan dengan teman-teman, banyak yang menanyakan saya beli sepatu dimana. Dari situ saya berpikir mengapa tidak saya jual saja.
c.       Proses  : Awalnya teman-teman saya tertarik dengan sepatu yang saya pakai dan saya berpikir untuk menjualnya. Saya mulai mendesain beberapa model sepatu yang nantinya akan saya pesan ke industry rumahan sepatu tersebut dan nantinya akan saya jual sekaligus kalau-kalau ini dapat membuka peluang untuk menjadi entrepreneur muda.
d.      Produk : Sepatu yang saya desain sendiri

 Nama: Pratiwi Indy Lestari
 NPM  : 18514495
 Kelas : 1PA20

Hasil Diskusi Kelompok 1


1.       Apakah benar anak laki-laki akan lebih kreatif dibandingkan dengan anak perempuan setelah melewati masa kanak-kanak?
-          Kelompok kami setuju bahwa anak laki-laki memiliki kreativitas lebih besar disbanding anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan perbedaan lingkungan pergaulan antara individu anak laki-laki dengan perempuan. Pada masa kecilnya, ketika otak anak masih dapat digunakan dengan seimbang, perempuan menunjukkan prestasi yang lebih menonjol dibandingkan dengan anak laki-laki karena kebiasaanya yang rajin dan keegoisan untuk menjadi yang terbaik. Setelah melewati masa kanak-kanak, anak lelaki cenderung memiliki kehidupan yang cenderung lebih bebas dari perempuan yang secara tidak langsung memotret pengalaman-pengalaman lebih banyak dari perempuan. Banyaknya aktivitas bermain pun seperti bermain sepak bola, music, dan olahraga lain yang memicu aktivitas otak kanan pada anak laki-laki dimana otak kanan merupakan titik anjak kreativitas. Sifat berani yang lebih menonjol pada laki-laki juga mempengaruhi kreatifitas dari segi pengambilan keputusan dan penciptaan inovasi.


2.       Apakah individu golongan social ekonomi yang lebih tinggi memiliki tingkat kreativitas lebih tinggi dibandingkan dengan individu dari golongan social ekonomi yang rendah?
-          Menurut kelompok kami, individu dengan tingkat dengan tingkat social ekonomi yang rendah memiliki kreativitas yang lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan adanya tuntutan hidup untuk memenuhi kebutuhan. Dalam kondisi tersebut, individu dengan strata social menengah ke bawah akan mencari cara untuk dapat bertahan hidup dan memiliki kehidupan yang lebih layak. Mulai dari cara yang sederhana hingga yang kompleks sekalipun. Pengalaman untuk bertahan hidup tersebut memacu pola piker individu yang memandang dari sudut pandang yang lain juga menerka posibilitas yang dapat terjadi. Hal tersebut memicu kreativitas individu. Lain halnya dengan individu dari social ekonomi menegah ke atas. Berkehidupan cukup membuat mereka terutama diusia muda cenderung bersikap santai dan mejalani hidup yang ada. Hidup mereka tertunjang namun luput dari inovasi. Mereka sangat mungkin lebih pintar, memiliki endidikan tinggi. Namun itu semua tidak menjamin kreativitas mereka.

3.        Apakah kreativitas ditentukan dari urutan kelahiran anak?
-          Menurut kelompok kami anak dari berbagai kelahiran sangat dipastikan memiliki tingkat kreatifitas yang berbeda. Seperti manusia lingkungan pun bersifat fluktuatif pasti senantiasa berubah-ubah. Hal tersebut mempengaruhi pertumbuhan janin dalam rahim ibu; Bagaimana kondisi fisik serta psikis yang dialami ibu. Setelah anak dilahirkan pun tidak mungkin satu anak dengan yang lainnya menerima perlakuan dari lingkungan yang sama. Rangsangan yang beda pasti menimbulkan efek yang berbeda pada setiap anak seta pola piker mereka dalam merespon rangsangan tersebut. Hal tersebut memicu kreativitas yang berbeda pada setiap individunya.


Nama: Pratiwi Indy Lestari
NPM : 18514495
Kelas : 1PA20