Saturday, November 11, 2017

Sistem Informasi Psikologi : EPPS


Anggota kelompok :
-          Andhika Setya P
-          Annisah Pebrianam
-          Lulu Ul Masnuah 
-          Machwinda Brilianti
-          Prakas Putra S
-          Pratiwi Indy L
-          Pratiwi Isti Anggarwati

PROFIL KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING DITINJAU MELALUI EPPS (Edward Personal Preference Schedule)

Salah satu tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian adalah tes EPPS (Edward Personal Preference Schedule). Tes ini di kembangkan oleh Allen L. Edward yang mengacu pada konsep teori kepribadian Murray yang dikenal dengan personologi EPPS juga berbeda dengan inventori lain terutama dalam mengukur stabilitas emosi, axienty (kecemasan), penyesuaian diri atau keadaan neoritik. Selain bisa menelusuri simtom klinis atau psikiatris. Misalnya untuk menentukan paranoid, histeria maupun skizofrenia.
EPPS yang merupakan hasil pengembangan dari teori kepribadian Murray, hanya menggunakan 15 need dari 20 need yamg dikemukakan oleh Murray. Tes kepribadian hanya berbentuk verbal yang terdiri dari 225 pasang pernyataan. Semua pasang pernyataan tersebut merupakan pengembangan dari beberapa aspek psikologi yang akan di ukur, yang meliputi 15 macam need. Kelima belas need dalam EPPS adalah :
  1. N. Achievement (Ach)  yaitu usaha untuk menunjukkan  prestasi, baik bidang akademik maupun pekerjaan.
  2. N. Deference (Def) yaitu adanya kemauan untuk menyesuaikan diri mengikuti perintah atau aturan.
  3. N. Order (Ord) yaitu adanya kebutuhan untuk keteraturan di dalam bekerja.
  4. N. Exhibition (Exh) yaitu usaha untuk menunjukkan diri kepada orang lain.
  5. N. Autonomy (Aut) yaitu usaha untuk berdiri sendiri (otonom).
  6. N. Affiliatiom (Aff) yaitu kecenderungan untuk berafiliasi dengan orang lain.
  7. N. Intraception (Int) yaitu kecenderungan untuk campur tangan terhadap urusan orang lain.
  8. N. Succorance (Suc) yaitu kecenderungan untuk mendapatkan bantuan dari orang lain.
  9. N. Dominance (Dom) yaitu kemauan untuk menguasai orang lain.
  10. N. Abasement (Aba) yaitu kemauan untuk mengalah.
  11. N. Nurturance (Nur) yaitu kemampuan untuk menyenangkan orang lain.
  12. N. Change (Chg) yaitu kemauan untuk mengadakan perubahan.
  13. N. Endurance (End) yaitu ketahanan dalam mengatasi rintangan-rintangan dalam menyelesaikan pekerjaan.
  14. N.Heterosexual (Het) yaitu kecenderungan dalam hubungan sexual.
  15. N. Aggression (Agg) yaitu kecenderungan untuk berperilaku agresif.

Friday, October 20, 2017

Penulisan Ilmiah

Hubungan Keterterikan Interpersonal dan Perilaku Prososial pada Remaja
Disusun Oleh:
Pratiwi Indy Lestari/ 18514495
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Latar Belakang
Masa remaja merupakan fase yang paling penting dalam pemebentukan nilai serta pembentukan diri. Remaja dituntut untuk melaukan perbuatan-perbuatan yang dinilai baik oleh orang lain agar diakui dalam kehidupan bermasyarakat. Kecenderungan remaja saat ini yang idealistik dan individual sehingga sering bertinda sesuai dengan keinginannya sendiri tanpa peduli dengan keadaan sekitarnya. Banyak remaja yang memilih-milih siapa saj ayang akan ditolongny, seperti hanya menolong orang yang dikenal dengan saja seperti teman, atau sahabatnya. Perilaku tolong menolong ini dapat disebut uga sebagau perilaku prososial. Ketertarikan seseorang terhadap orang lain dapat menjadi salah satu faktor perilaku prososial. Seseorang cenderung lebih empati dengan membantu orang lain yang disukainya dan yang memiliki kesamaan atau mirip dengan dirinya.

Tujuan
            Masa remaja sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang dimulai pada usia 10-12 tahun dan berakhir pada usia antara 18-22 tahun.
Metode penelitian
·         Variabel Y           : Perilaku Prososial
·         Variabel X           : Ketertarikan Interpersonal
·         Populasi               : Populasi dalam penelitian ini adalah remaja usia 12-22 tahun.
·         Sampel                : remaja  akhir (late adolescence) yang berusia 18-22 tahun yang berjumlah       100 orang.
·  Teknik Pengumpulan Data : penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan kuesioner dengan skala likert dan empat pilihan jawaban.
·     Teknik Analisis Data           : Uji Korelasi Product Moment

2.      Menggunakan sistem berbasis pengetahuan 
3.     Terdapat potensi dilakukan penelitian menggunakan sistem berbasis dari pengetahuan subjek.

Thursday, October 12, 2017

Review Jurnal: Sistem Informasi Tes Keppribadian untuk Seleksi dan Penempatan Tenaga Kerja pada Perusahaan

Pada post kali ini saya akan mereview jurnal yang berjudul Sistem Informasi Tes Kepribadian untuk Seleksi dan Penempatan Tenaga Kerja pada Perusahaan oleh Sugeng Jumadyono pada program studi teknik informatika di Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia.

Sebagai bahan pertimbangan dalam penyempurnaan dan pengembangan sistem lebih lanjut penulis memberikan saran, yaitu:
1. Kedepannya dapat dikembangkan lagi pada sistem operasi mobile sehingga aplikasi ini bisa digunakan dalam berbagai sistem operasi mobile seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang dengan pesatnya

2. Implementasi selanjutnya, dapat dikombinasikan dengan beragam tes kepribadian lainnya sesuai dengan prosedur dan kebutuhan yang tepat sasaran.

Jumadyono, S. (2015). Sistem informasi tes kepribadian seleksi untuk seleksi dan penempatan tenaga kerja pada perusahaan. Jurnal of information and technology. Malang: Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia.


Thursday, April 6, 2017

Psikoterapi: Psyche dan Pschology

Nama Anggota:
Eva Ratnaningsih
Ismi Ranjani Makruf     15514513
Lu'lu 'Ul Masnu'ah        16514164
Machwinda Brilianti     16514292
Pratiwi Indy Lestari      19514495

Kelas 3PA22

Pada zaman Yunani, terdapat seorang putri yang sangat cantik bernama Psyche. Venus selaku dewi kecantikan pun iri kepada Psyche karena manusia lebih memuja Psyche dibandingkan memuja Venus. Venus kemudian memerintahkan kepada anaknya bernama Cupid atau Eros untuk membuat Psyche jatuh cinta kepada orang yang paling menjijikan didunia. Cupid membuat rekayasa kepada orangtua Psyche untuk meninggalkan Psyche di sebuah puncak bukit. Dimana dia akan dikenalkan kepada monster yang sangat buruk rupa.
            Psyche merasa pasrah akan takdirnya, dia bersedia untuk dikenalkan kepada monster. Karena selama ini belum ada manusia yang jatuh cinta kepadanya. Cupid tidak sengaja menggoreskan panah cinta ke tangannya sendiri karena terlalu terpesona melihat kecantikan dari Psyche. Cupid pun jauh cinta kepada Psyche. Cupid tidak membawa Psyche ke puncak bukit, namun Cupid malah membawa Psyche ke istana miliknya dan memperistri Psyche. Karena Psyche seorang manusia sedangkan dia adalah seorang dewa, maka Cupid tidak memberikan kesempatan kepada psyche untuk mengetahui tentang jati dirinya, dan meminta kepada Psyche untuk bersumpah tidak akan pernah memandang wajahnya.
            Keluarga Psyche merasa iri kepada Psyche karena dia tinggal di sebuah istana yang sangat megah. Karena rasa iri tersebut, keluarga Psyche menghasut untuk melanggar sumpahnya dan memintanya untuk mencari tahu jatidiri dari sang suami. Karena rasa penasaran yang sudah tak tertahankan, Psyche  akhirnya melanggar sumpahnya tersebut. Psyche ingin sekali melihat sosok suaminya tersebut. Ketika malam hari, Psyche menghampiri Cupid yang sedang tertidur dengan membawa lentera. Psyche terkejut melihat sosok suaminya yang ternyata sangat tampan, tangannya pun gemetar dan membuat minyak lentera tersebut tumpah di atas dada Cupid. Cupid pun terbangun dan dia sangat marah, kemudian Cupid pun pergi meninggalkan istana. Psyche merasa menyesal akan apa yang telah dia lakukan. Psyche pun menemui dewi Venus untuk meminta Cupid kembali padanya. Venus pun akan membantu Psyche namun Venus memiliki persyaratan yang harus dilakukan oleh Psyche. Venus memberikan sebuah tugas yang sangat sulit dilakukan oleh Psyche, namun ternyata Psyche bisa melakukan semua yang diperintahkan oleh Venus. Karena melihat kegigihan dari Psyche, Cupid pun akhirnya luluh dan kembali ke Psyche. Mereka pun kembali hidup bersama.
            Menurut kelompok kami, keterkaitan antara mitologi dewi psyche dengan ilmu psikologi selain arti dari nama psyche itu sendiri adalah jiwa namun dibalik cerita dewi psyche mewakili beberapa emosi yang ada dalam diri manusia seperti rasa ingin  tau, kesedihan, kemarahan, kegembiraan, cinta dan persepsi dan di kisah ini juga menceritakan bagaimana seseorang bisa merasa hampa jika salah satu apa yang dia rasakan berubah dan bagaimana seseorang dapat berusaha agar rasa itu kembali ada dan menghilangkan kehampaannya sebagaimana manusia juga memiliki rasa seperti itu dan memiliki keinginan juga untuk memenuhi rasa itu.

Tuesday, January 17, 2017

Definisi Komunikasi, Bentuk-bentuk, dan Model Komunikasi Lasswell

Definisi Komunikasi
         Komunikasi berasal dari bahasa latin communis, dalam bahasa Inggris common, yang berarti “sama”. Berkomunikasi (to communicate) berarti kita berusaha menimbulkan persamaan (commonness) sikap dengan seseorang. Menurut Azwar (1996), komunikasi diartikan sebagai bentuk oertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti dan saling percaya demi terwujudnya hubungan baik antara individu dan orang lainnya. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu hubungan seseorang dengan orang lain untuk mencapai pengertian dan persamaan sikap. Menurut Azwar (1996), tujuan utama komunikasi adalah menimbulkan saling pengertian, bukan pesetujuan.
          Komunikasi merupakan proses kompleks (verbal dan non-verbal) yang melibatka tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya (Perry dan Potter, 2005). Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi, tetapi juga perasaan dan emosi ketika individu menyampaikan hubungan.
          Pengertian komunikasi menurut Lasswell (dalam Suprapto, 2009) adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa, dengan efek apa.


Bentuk-bentuk Komunikasi
1. Berdasarkan Jenisnya
    Beberapa bentuk komunikasi yang perlu kita ketahui untuk mendukung kegiatan Public Relation,       yaitu:
  • Komunikasi intrapersonal, yaitu komunikasi dengan diri sendiri.
  • Komunikasi interpersonal, yaiitu komunikasi dengan orang lain.
  • Komunuikasi melalui media massa.

2. Berdasarkan Ruang Lingkupnya
  • Komunikasi Internal.
  • Komunikasi dengan rekan kerja
  • Arus Komunikasi ke bawah
  • Saluran komunikasi ke atas


Model Komunikasi Lasswell
Model Komunikasi Lasswell merupakan ungkapan verb berikut ini:
  • Who
  • Says What
  • In Which Channel
  • To Whom
  • With What Effect?
Unsur sumber (who) mengundang pertanyaan mengenai pengendalian pesan. Unsur pesan (say what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which channel) menarik untuk mengkaji mengenai analisis media. Unsur penerima (to whom) banyak digunakan untuk studi analis khalayak. Unsur pengaruh (with what effect) berhubungan erat dengan kajian mengenai efek pesan pada khalayak. Oleh karena itu, model Lasswell ini banyak diterapkan dalam komunikasi massa.
Kritik yang muncul terhadap model Lasswell ini adalah terlalu menekankan pada pengaruh khalayak, yang terkadang mengabaikan faktor umpan balik (feed back). Umpan balik dari khalayak sangat penting bagi komunikator untuk mengetahui apakah pesan memperoleh tanggapan positif, netral atau negative.

Maulana, H., D., J. (2009). Promosi kesehatani. Jakarta : EGC.
Suprapto, T. (2009). Pengantar teori & manajemen komunikasi. Yogyakarta: Media Perissindo.
Rumanti, M., A. (2002). Dasar-dasar publis relations teori dan praktik. Jakarta: PT. Gramedia
Wiryanto. (2004). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Grasindo



Thursday, January 12, 2017

General Affair (GA)

Job Description
Tugasnnya adalah Membangun nilai dalam tim. Merawat bidang – bidang pekerjaan lain pada sebuah perusahaan. Contohnya pada bagian administrasi GA bertugas untuk pengiriman jasa kurir, penyediaan transportasi , Pengurusan dokumen tenaga kerja . Selain itu pelaksanaan SOP agar kebutuhan inventaris kantor terpenuhi demi kepuasan karyawan.


Job Spesification
Syarat minimum IPK 3.00
Pendidikan terakhir S1
Mampu mengoperasikan computer
Mampu memahami SOP terkait
Dapat menyelesaikan masalah
Mampu berpikir analisis
Mampu bernegosiasi

Hambudi, T.(2015).#1 Profesional General Affair. Visimedia : Jakarta

Marketing atau Pemasaran

Job Description
Memiliki tugas mengintergrasikan dan mengkoordinasikan masing – masing unit perusahaan agar seirama dalam menciptakan, mempromosikan, dan menyampaikan barang/jasa kepada kelompok konsumen mereka.

Sumber : Ma’ruf, H. (2006). Pemasaran ritel. Jakarta:Gramedia

Job Spesification
Minimal pendidikan S1 manajemen
Berpenampilan menarik
Mampu mengoperasikan komputer
Berpengalaman dalam bidang Marketing
Memiliki kemampuan bahasa asing
Memiliki kemampuan menganalisa pasar
Mampu berpikir kreatif
Siap mengutamakan kepuasan customer
Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
Mampu bekerja secara tim