Sunday, May 3, 2015

Kegiatan Belajar dan Mengajar Kreativ

Nama       :Pratiwi Indy Lestari
Kelas        :1PA20
Npm         :18514495
Jurusan     :Psikologi


Anggota kelompok diskusi

  • Amellia Damaiyanti
  • Bella Pratiwi
  • Chica Desi Nada
  • DIah Permata
  • Febrika Fitro Turrohma
  • Fitra Faizani Andiana
  • Harini Mahardwiani
  • Machwinda Brilianti
  • Nenny Sri Rahayu
  • Pratiwi Indy Lestari
  • Riezky Juliandra Rizally

Hasil diskusi
Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif (Munandar, 1995 : 12).
kreativitas juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriyadi, 1994 : 7).
Secara psikoligis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “Belajar juga adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).
Menurut kelompok kami, kegiatan belajar dan mengajar kreatif merupakan kegiatan belajar-mengajar dengan proses yang dapat membantu siswa menerima berbagai tanggapan tanpa menghadapi kesulitan, prosesnya pun diiringi beragam inovasi sehingga peserta didik memiliki kemauan dari dalam dirinya untuk terus belajar; melakukan penemuan.
Kegiatan belajar-mengajar kreatif haruslah melibatkan komponen-komponen pengalaman belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan, sehingga didapati bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada  di antara pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan, pengalaman-pengalaman yang sangat memberikan kepuasan dan sangat bernilai.
Dalam hal ini, kreativitas ditumbuhkan baik dari tenaga didik maupun peserta didik. Kolaborasi dari keduanya akan menghasilkan pembelajaran yang efektif.
Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny Semawan (1990 : 37-38) memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting.
1.       Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.

2.       Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan.

3.       Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.

4.       Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.
Dalam proses belajar-mengajar kreatif, harus menggunakan pola pikir yang terbuka, dengan kata lain kita dipaksa untuk berpikir kritis sehingga gagasan-gagasan baru dapat muncul dan menghasilkan inovasi.
Menanggapi hal ini, kelompok kami memiliki gagasan untuk menyusun kegiatan belajar-mengajar sebagai berikut:
1.       Pemanasan
Kegiatan pemanasan meliputi permainan kreatif yang beragam yang disusun sebagai pendahuluan dari tiap-tiap materinya. Kegiatan ini dapat bertempat dimana saja, asalkan memungkinkan untuk mendapatkan properti yang dibutuhkan. Dengan pemanasan ini, diharapkan peserta didik dapat terlebih dahulu memunculkan rasa ingin tahunya.

2.       Diskusi
Setelah melakukan permainan yang menyenangkan, semangat akan terkobar dan timbul rasa ingin tahu. Diskusi ini dimanfaatkan untuk saling bertukar pikiran antar tenaga pendidik dan peserta didik. Berpikir kritis sangat diperlukan dalam proses ini. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ditimbulkan akan mengasah kreativitas serta menumbuhkan sikap untuk menghargai pendapat orang lain.

3.       Materi
Setelah membiarkan para peserta didik berdiskusi dan bereksplorasi dengan pikiran serta gagasan-gagasannya, tenaga pendidik meluruskan materi diskusi secara teoritis dengan penjelasan yang logis. Penempatan materi setelah diskusi membuat peserta didik berpikir ulang atas gagasan sebelumnya dan proses ini membuat peserta didik menyerap materi lebih dalam.

4.       Evaluasi
Setelah kegiatan belajar-mengajar usai, dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana materi diserap. Dalam proses ini, tenaga pendidik baiknya menekankan pada peserta didik mengenai “apa yang telah dipelajari”, bukan “bagaimana melakukannya”.

5.       Reward & Punishment
Pemberian hadiah serta hukuman dapat memengaruhi proses belajar-mengajar. Alangkah baiknya, jika tenaga pendidik memberikan hadiah pada peserta didik yang dapat melalui evaluasi dengan baik, atau dengan kreatif dapat mengemukakan gagasannya. Hal tersebut memicu semangat serta dapat menjadi motivasi bagi yang lainnya.
Pada dasarnya, apapun yang direncanakan, tidak menutup kemungkinan terhadap munculnya kendala dalam pelaksanaannya. Apabila setelah evaluasi ternyata gagal, maka proses penjelasan materi harus diulangi; begitu terus sampai berhasil.
Namun seperti yang kelompok kami ungkapkan, kolaborasi dari tenaga pendidik serta peserta didik itu sendiri dibutuhkan sehingga pembelajaran menjadi efektif.

Penting untuk memupuk kreativitas dan dikembangkan pada diri seseorang karena dengan berkreasi, seseorang bisa mewujudkan dirinya menjadi lebih baik. Perwujudan diri ini merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Sebuah kreativitas adalah kemampuan untuk melihat berbagai macam kemungkinan tentang penyelesaian akan suatu permasalahan. Suatu kreativitas tidak hanya berguna namun juga memberikan kepuasan baik bagi individu itu sendiri maupun orang lain.

No comments:

Post a Comment